Di Tiongkok, krisan putih memiliki makna yang mendalam dan sering digunakan dalam tradisi pemakaman sebagai simbol kesedihan dan penghormatan bagi mereka yang telah meninggal. Bunga krisan, terutama yang berwarna putih, dianggap sebagai bunga duka yang kuat, melambangkan kesedihan, ketulusan, dan penghormatan terhadap kehidupan yang telah berlalu. Dalam budaya Tionghoa, penggunaan bunga krisan dalam konteks kematian sangat penting dan memiliki simbolisme yang kaya, mencerminkan cara pandang masyarakat terhadap kehidupan, kematian, dan transisi spiritual.
Warna putih sendiri, dalam tradisi Tiongkok, sudah lama diidentifikasi sebagai warna yang melambangkan kesedihan, kehilangan, dan berkabung. Berbeda dengan budaya Barat yang mengasosiasikan warna hitam dengan kematian, di Tiongkok, warna putih lebih umum digunakan dalam pemakaman. Krisan putih, dengan kelopaknya yang halus dan tampilan yang sederhana, menjadi perwujudan visual dari perasaan kehilangan yang mendalam. Ketika disajikan dalam pemakaman, bunga ini tidak hanya mewakili kesedihan tetapi juga ketulusan dalam menghormati arwah yang telah berpulang.
Dalam banyak upacara pemakaman di Tiongkok, krisan putih sering ditempatkan di sekitar altar, di atas peti mati, atau bahkan di pintu masuk sebagai tanda belasungkawa. Keluarga dan kerabat yang datang untuk memberikan penghormatan biasanya membawa rangkaian bunga krisan sebagai simbol duka cita dan doa agar arwah almarhum dapat beristirahat dengan tenang. Tradisi ini mengungkapkan pentingnya menghormati almarhum dengan penuh kesederhanaan dan ketulusan, yang tercermin dalam kehadiran bunga krisan yang tenang namun penuh makna.
Makna spiritual krisan putih juga sangat kuat dalam budaya Tionghoa. Bunga ini tidak hanya digunakan untuk menunjukkan kesedihan, tetapi juga untuk mencerminkan pandangan hidup Tionghoa yang melihat kematian sebagai transisi alami dalam siklus kehidupan. Dalam ajaran Konfusianisme dan Taoisme, kehidupan dan kematian adalah bagian dari harmoni alam, dan bunga krisan, yang sering kali mekar di musim gugur, menjadi simbol dari ketahanan dan keindahan yang masih ada meski di tengah penurunan hidup. Oleh karena itu, penggunaan krisan putih dalam pemakaman juga mewakili harapan agar arwah almarhum dapat menemukan kedamaian dalam alam semesta yang lebih besar.
Selain makna spiritual, krisan putih juga digunakan sebagai pengingat akan kesementaraan hidup. Bunga ini sering dikaitkan dengan konsep impermanensi, di mana kehidupan di dunia ini dianggap sementara dan harus dijalani dengan kebajikan. Dalam pemakaman, krisan putih mengingatkan mereka yang hadir tentang pentingnya mengenang kehidupan almarhum dengan rasa syukur, sekaligus merenungkan sifat sementara dari eksistensi kita di dunia ini.
Dalam beberapa tradisi, bunga krisan putih juga disertai dengan persembahan lain, seperti lilin, dupa, dan buah-buahan, yang diletakkan di altar sebagai bagian dari penghormatan kepada arwah. Upacara ini, yang biasanya diadakan dalam suasana penuh penghormatan dan kesederhanaan, bertujuan untuk menciptakan hubungan antara yang hidup dan yang mati, dengan harapan bahwa arwah yang telah berpulang dapat menemukan kedamaian dan kebahagiaan di alam berikutnya. Krisan putih menjadi penghubung simbolis antara kedua dunia tersebut, menciptakan suasana yang penuh kedamaian di tengah-tengah kesedihan.
Pemilihan krisan putih dalam pemakaman juga mencerminkan kesadaran akan pentingnya menjaga harmoni dan keseimbangan dalam menghadapi kematian. Dalam budaya Tionghoa, ada keyakinan kuat bahwa roh orang yang telah meninggal tetap ada di sekitar kita, dan memberikan bunga yang tepat, seperti krisan putih, adalah cara untuk menghormati dan menjaga keseimbangan spiritual. Dengan kehadiran krisan putih, keluarga yang ditinggalkan berharap bahwa arwah orang yang mereka cintai akan diberi jalan yang tenang menuju alam baka.
Selain di Tiongkok, penggunaan krisan putih dalam konteks pemakaman juga meluas ke negara-negara Asia lainnya yang dipengaruhi oleh tradisi Tionghoa, seperti Jepang dan Korea. Dalam budaya-budaya tersebut, krisan juga memiliki makna serupa, sebagai simbol kesedihan dan ketulusan dalam menghadapi kematian. Di berbagai negara, krisan putih tetap menjadi salah satu bunga yang paling sering digunakan untuk mengungkapkan rasa belasungkawa.
Secara keseluruhan, krisan putih dalam tradisi pemakaman Tiongkok memiliki arti yang sangat dalam, mencerminkan kesedihan, penghormatan, dan doa yang tulus bagi almarhum. Melalui kehadiran bunga ini, masyarakat Tionghoa merayakan dan menghormati kehidupan yang telah berlalu, sambil merenungkan perjalanan spiritual yang dilalui oleh arwah. Dengan simbolisme yang kuat dan makna yang mendalam, krisan putih tidak hanya menjadi bagian dari ritual pemakaman, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan dan kematian.