Di Ghana, terutama di kalangan masyarakat Ga yang tinggal di sekitar Accra, kematian dirayakan dengan cara yang sangat berbeda dari banyak budaya lainnya di dunia. Salah satu tradisi paling menarik dan terkenal adalah “peti mati fantasi” atau yang dikenal dengan istilah abebuu adekai (yang berarti “kotak peribahasa” dalam bahasa Ga). Peti mati ini bukan hanya sekadar wadah untuk menguburkan almarhum, tetapi juga merupakan karya seni yang melambangkan kehidupan, cita-cita, dan identitas individu yang telah meninggal.
Asal Mula Peti Mati Fantasi
Tradisi peti mati fantasi diperkirakan bermula pada abad ke-20, dan berkembang dari kebiasaan membuat tandu kerajaan yang mewah untuk para pemimpin tradisional Ga. Tandu ini sering kali dibuat dalam bentuk-bentuk yang mencerminkan kekuatan atau kekuasaan pemimpin tersebut, seperti elang atau singa. Ketika seorang pemimpin meninggal, tandu tersebut digunakan untuk mengangkut tubuhnya ke tempat pemakaman. Dari sinilah konsep peti mati berbentuk khusus mulai berkembang.
Pada tahun 1950-an, seorang seniman Ghana bernama Seth Kane Kwei dianggap sebagai pionir dalam menciptakan peti mati fantasi pertama. Ia awalnya membuat peti mati berbentuk pesawat terbang untuk seorang kepala suku yang bercita-cita menjadi pilot. Sejak saat itu, tradisi ini semakin populer dan meluas, dengan peti mati berbentuk berbagai objek yang memiliki makna khusus bagi almarhum.
Bentuk dan Makna Peti Mati Fantasi
Peti mati fantasi dibuat dengan bentuk yang sangat personal, sering kali mencerminkan profesi, hobi, atau impian almarhum. Misalnya, seorang nelayan mungkin dimakamkan dalam peti mati berbentuk ikan atau kapal, sementara seorang petani mungkin dimakamkan dalam peti mati berbentuk jagung atau pisang. Bagi pengusaha sukses, peti mati berbentuk mobil mewah atau uang bisa menjadi pilihan, sedangkan seorang anak yang mencintai sepak bola mungkin dimakamkan dalam peti berbentuk bola sepak.
Bentuk-bentuk ini bukan hanya sekadar representasi dari pekerjaan atau minat, tetapi juga berfungsi sebagai pernyataan simbolis tentang siapa mereka selama hidup. Peti mati berbentuk hewan sering kali melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, atau karakteristik yang terkait dengan almarhum. Misalnya, seekor singa dapat mewakili keberanian, sementara burung elang dapat melambangkan kebebasan dan visi yang jauh ke depan.
Selain menjadi pernyataan tentang kehidupan individu, peti mati fantasi juga dianggap sebagai cara untuk mempersiapkan almarhum dalam perjalanan mereka ke alam baka. Dalam keyakinan masyarakat Ga, kehidupan setelah mati adalah kelanjutan dari kehidupan di bumi, sehingga peti mati yang mewakili kehidupan dan pencapaian almarhum dianggap membawa mereka dengan lebih baik ke dunia berikutnya.
Proses Pembuatan Peti Mati Fantasi
Pembuatan peti mati fantasi membutuhkan keterampilan seni yang tinggi. Para pengrajin, yang biasanya merupakan seniman kayu lokal, mengukir peti mati dengan tangan dan menghiasnya dengan warna-warna cerah. Bahan utama yang digunakan adalah kayu, biasanya dari pohon wawa yang ringan tetapi kuat. Setiap detail peti mati dibuat dengan teliti agar bentuknya menyerupai objek asli yang diinginkan.
Proses pembuatan ini bisa memakan waktu berminggu-minggu, tergantung pada kerumitan desainnya. Bentuk-bentuk seperti pesawat, mobil, hewan, dan tanaman sering kali memerlukan ketelitian dalam pengerjaannya agar hasil akhirnya mencerminkan identitas almarhum dengan sempurna.
Makna Spiritual dan Sosial
Peti mati fantasi bukan hanya karya seni, tetapi juga memiliki makna spiritual yang dalam bagi masyarakat Ga. Mereka percaya bahwa hidup tidak berakhir dengan kematian; roh orang yang meninggal terus hidup di dunia lain. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk menghormati roh tersebut dengan mempersiapkan mereka untuk perjalanan berikutnya.
Peti mati fantasi adalah cara untuk memberikan penghormatan tertinggi kepada almarhum. Dengan merayakan kehidupan mereka melalui bentuk peti mati yang unik, keluarga almarhum berharap dapat memastikan bahwa roh mereka akan diterima dengan baik di alam baka dan dilihat sebagai sosok yang dihormati oleh leluhur mereka.
Di sisi sosial, peti mati fantasi juga menjadi pernyataan status. Semakin rumit dan besar peti mati, semakin besar penghormatan yang diberikan kepada almarhum dan keluarganya. Pemakaman dengan peti mati fantasi sering kali menjadi acara besar yang dihadiri oleh banyak orang, dan hal ini mencerminkan status sosial serta prestasi almarhum semasa hidup.
Pengakuan Internasional
Keunikan dan keindahan peti mati fantasi telah menarik perhatian dunia internasional. Banyak museum di seluruh dunia, seperti Museum Seni Modern di New York dan Museum Etnologi di Jenewa, telah memamerkan contoh-contoh peti mati ini sebagai bagian dari koleksi seni kontemporer dan etnografi mereka. Peti mati fantasi dianggap sebagai ekspresi seni yang menggambarkan hubungan unik antara kehidupan, kematian, dan seni budaya.
Meskipun peti mati fantasi kini dikenal luas, mereka tetap berakar kuat dalam tradisi masyarakat Ga, di mana makna spiritual dan simbolis tetap menjadi prioritas utama dibandingkan aspek estetika atau komersialnya.